Pengembangan Media pembelajaran: Model ADDIE
Proses produksi suatu produk multimedia
merupakan proses yang sistematis dan prosedural. Tahapan demi tahapan harus
dilakukan dengan tepat, karena proses di awal akan mempengaruhi hasil akhir.
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penelitian pengembangan (research
and development), dan jenis produk yang dihasilkan adalah media pembelajaran dalam bentuk blog.
Model pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation (ADDIE). Muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini dipilih karena model ADDIE sering digunakan untuk menggambarkan pendekatan sistematis untuk
pengembangan
instruksional. Selain itu, model ADDIE merupakan
model pembelajaran yang bersifat umum dan sesuai digunakan untuk penelitian
pengembangan.
Istilah ini hampir identik dengan pengembangan sistem instruksional. Ketika digunakan dalam pengembangan, proses ini dianggap berurutan tetapi juga interaktif, di mana hasil evaluasi setiap tahap
dapat membawa pengembangan pembelajaran ke tahap sebelumnya. Hasil akhir dari
suatu tahap merupakan produk awal bagi tahap selanjutnya.
Kerangka Addie adalah proses siklus yang berkembang dari
waktu ke waktu dan kontinyu dari seluruh perencanaan instruksional dan proses implementasi.
Lima tahapan terdiri kerangka kerja, masing-masing dengan tujuan sendiri
yang berbeda dan fungsi dalam perkembangan desain instruksional.
Selain itu, pemilihan model ADDIE
didasarkan atas beberapa pertimbangan antara lain:
1. Model
ADDIE ini merupakan model perancangan pembelajaran generik yang menyediakan
sebuah proses terorganisasi dalam pembangunan bahan-bahan pelajaran yang dapat
digunakan baik untuk pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran online. Dapat disimpulkan bahwa model ADDIE adalah kerangka
kerja sederhana yang berguna untuk merancang pembelajaran di mana prosesnya
dapat diterapkan dalam berbagai pengaturan karena strukturnya yang umum.
2. Model
ADDIE dapat menggunakan pendekatan produk dengan langkah-langkah sistematis dan
interaktif.
3. Model
ADDIE dapat digunakan utnuk pengembangan bahan pembelajaran pada ranah verbal,
keterampilan intelektual, psikomotor, dan sikap sehingga sangat sesuai untuk
pengembangan media blog untuk mata pelajaran TIK.
4. Model
ADDIE memberikan kesempatan kepada pengembang desain pembelajaran untuk bekerja
sama dengan para ahli isi, media, dan desain pembelajaran sehingga menghasilkan
produk berkualitas baik.
Prosedur Pengembangan Produk
Berikut
penjabaran kelima tahapan-tahapan model pengembangan ADDIE:
1.
Analysis (Analisis)
Tahap
analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh
peserta belajar, yaitu melakukan needs
assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan
melakukan analisis tugas (task analysis).
Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik
atau profil calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi
kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
Pada tahap ini membagi fase menjadi tiga segmen yaitu: analisis pebelajar, analisis pembelajaran
(termasuk maksud dan tujuan
pembelajaran), dan analisis
media pengiriman online.
Kegiatan pada
tahap analisis untuk menentukan
komponen yang diperlukan untuk tahap
pembangunan selanjutnya yaitu: (1) menentukan karakteristik pebelajar;
(2) menganalisis kebutuhan pebelajar dalam pembelajaran; (3) membuat
peta konsep berdasarkan penelitian
awal. Dilanjutkan dengan merancang
flow chart
memberikan arah yang
jelas untuk produksi produk; (4) menentukan jenis media
yang akan dikembangkan; (5) menganalisis kendala yang ditemukan; (6) merancang
assessment untuk menguji kompetensi pebelajar. Akurasi dalam
menyelesaikan tugas, lembar kerja, kuis,
dll;
(7) menganalisis perbedaan antara kelas web dan regular; dan (8)
mempertimbangkan pedagogis
online.
Verbal,
visual, taktis,
auditori, dll.
2.
Design (Rancangan)
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat
rancangan (blue print). Tahapan yang
perlu dilaksanakan pada proses rancangan yaitu: pertama merumuskan tujuan pembelajaran
yang SMAR (spesifik, measurable,
applicable, dan realistic).
Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk
mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan
media yang dapat kita pilih dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu,
pertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang
relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lain-lain. Semua
itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue
print yang jelas dan rinci.
Data yang diperoleh untuk pembelajaran TIK berupa
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP selanjutnya
dikembangkan sebagai panduan untuk menyusun bahan ajar yang akan dimuat dalam
produk pengembangan.
3.
Development (Pengembangan)
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print atau desain tadi menjadi
kenyataan. Pada tahap ini dikembangkan e-learning
mata pelajaran TIK yang berbasis web. Hal pertama yang dilakukan dalam
pengembangan produk adalah menganalisis pengguna sistem dan hal-hal apa saja
yang bisa dilakukan pengguna dan hal-hal apa saja yang bisa dilakukan pengguna
pada sistem.
Pengguna sistem adalah administrator, guru, dan siswa.
Karena media yang dikembangkan berbasis blog, akan membuka kesempatan bagi
pengguna umum untuk ikut mengakses.
Administrator adalah pengguna yang paling tinggi hak
untuk mengakses media. Administrator bisa membuat kategori, mengorganisasi isi,
mengorganisasi mata pelajaran, mengorganisasi guru mata pelajaran, memilih dan
mengubah tampilan. Guru memiliki tugas untuk meng-upload materi, memberikan tugas, menilai tugas, dan memantau
perkembangan pembelajaran siswa. Siswa dapat melihat materi, meng-upload tugas, berdiskusi dalam forum. Pengguna umum hanya dapat melihat materi.
4.
Implementation (Implementasi)
Implementasi
adalah langkah nyata untuk menerapkan system pembelajaran yang dikembangkan.
Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan di-instal atau di-setting
sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.
Tahap implementasi pada penelitian ini, dilaksanakan dengan mengujicobakan
media secara langsung. Uji coba media dilaksanakan sebanyak dua tahap yaitu:
tahap pertama uji validitas oleh ahli isi mata pelajaran, ahli media
pembelajaran, ahli desain pembelajaran. Tahap kedua uji kepraktisan oleh
kelompok perorangan, kelompok kecil, kelompok besar, dan guru mata pelajaran
teknologi informasi dan komunikasi. Hasil dari uji coba ini dijadikan landasan
untuk melaksanakan tahap evaluasi.
5. Evaluation (Evaluasi)
Tahap evaluasi
pada penelitian ini dilaksanakan sampai evaluasi formatif bertujuan untuk
kebutuhan revisi. Berdasarkan hasil review para ahli dan uji coba lapangan yang
sudah dilakukan pada tahap implementasi selanjutnya dilakukan dua tahap
analisis data yaitu analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data
kualitatif dipergunakan untuk mengolah data berupa masukan, kritik dan saran
dari ahli dan uji lapangan untuk selanjutkan dilakukan revisi bertahap untuk
pengembangan media menjadi lebih baik. Sedangkan analisis data kuantitatif
diperoleh dari penilaian responden dalam bentuk angka pada angket yang
diberikan. Semua tahapan evaluasi ini bertujuan untuk kelayakan produk akhir.
Layak dari segi isi, desain dan user
friendly.