Blog dalam Pendidikan
Dalam
awal perkembangannya, internet melayani dua hal yaitu sebagai jaringan komunitas
militer yang ampuh dan sebagai sistem komunikasi percobaan dalam komunitas
akademik, yang tujuanya adalah untuk merangsang para peneliti. Dan untuk saat
ini, dalam dunia akademik atau pendidikan sudah terkenal istilah virtual university, cyber-gurus, cyber-education, digital campus,
cyber-campus, cyberary, cyber-research.
Menghadapi era informasi dan era globalisasi pendidikan melalui Internet menjadi salah satu bentuk pendidikan yang sangat dibutuhkan. Mempersiapkan SDM dengan memberdayakan teknologi informasi terutama dalam menghasilkan tenaga akademik dan alumni kompetitif menjadi sesuatu yang medesak. Reinassance academic melalui inovasi teknologi untuk meningkatkan keunggulan kualitas akademik menjadi sangat penting sebagai center of excellence.
Teknologi
informasi yang menjadi tulang punggung keberhasilan cyber education. Biasanya
digunakan untuk searching perpustakaan, ensiklopedia, jurnal ilmiah, beasiswa
dan research grant atau untuk keperluan – keperluan
lainnya. Dan salah satu bentuk cyber education adalah
dengan menyediakan web site yang berisi artikel, jurnal ilmiah, hasil
penelitian, atau informasi lainnya yang diperlukan oleh akademisi dan mahasiswa
khususnya. Menurut Unal dan Unal menyatakan “Course Management Systems (CMS) are an increasingly important part
of academic systems in higher education. When choosing a Course Management System
for an educational institution, the usability of the system is the key to the
effectiveness and efficiency of the online courses that are to be implemented.”.
Maksud dari penjelasan di atas adalah sistem manajemen kursus berfungsi untuk
menggabungkan bagian penting dalam sistem akademik pada perguruan tinggi.
Ketika memilih CMS institusi pendidikan kunci dari pemanfaatan sistem ini
adalah efektivitas dan efisiensi implementasi pembelajaran online.
Suatu web site e-learning tidak hanya harus baik dalam hal isi tetapi juga harus memperhatikan desainnya, agar para pengunjung tidak cepat bosan. Untuk pembahasan selanjutnya akan dibahas tentang prinsip – prinsip desain web, dasar–dasar desain web, usability. Menurut Tridarmayanti e-Learning di Indonesia, konsep belajar mengajar masih memiliki makna sebagai sebuah interaksi antara dosen dengan mahasiswa melalui sebuah pertemuan yang terjadi secara kasat mata di dalam kelas. Dosen atau pengajar berperan sangat dominan di dalam ruang kuliah. Padahal, pembelajaran yang efektif seharusnya sangat terfokus pada karakteristik yang tergambar dari (proses) pembelajarannya. Pembelajaran dimaksud, sebenarnya, merupakan paradigma lama yang menggambarkan dominasi dosen dalam menggunakan berbagai cara dalam memberikan kuliah di perguruan tinggi, dalam konteks ini, menunjukkan perbedaan antara paradigma lama dengan paradigma baru terkait dengan konsep pendidikan tinggi.
Di
Indonesia, tidak sulit mencari referensi dan hasil penelitian yang
memperlihatkan bagaimana sebenarnya (metode) mengajar di kelas. Sebaliknya,
sulit sekali menemukan referensi dan hasil penelitian mengenai konsep
pembelajaran yang dilakukan dalam konteks virtual atau di
dalam kelas maya. Sebagian besar dari buku-buku rujukan mengenai konsep
pembelajaran di Indonesia membicarakan mengenai bagaimana mengajar secara
efektif di dalam kelas nyata, misalnya mengenai bagaimana cara berinteraksi
dengan mahasiswa, atau bagaimana memotivasi mahasiswa dalam belajar.
Pendapat di atas diperkuat oleh Cisco menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut. Pertama, e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line. Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi. Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan.Keempat, Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar conten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.
Sedangkan
Karakteristik e-learning, antara lain. Pertama, Memanfaatkan
jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau
guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa
dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. Kedua, Memanfaatkan
keunggulan komputer (digital media dan computer networks). Ketiga,Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri
(self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru
dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya. Keempat, Memanfaatkan jadwal pembelajaran,
kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan
administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Prinsip
– Prinsip Desain Web
Menurut Asep Prinsip/pegangan utama sebuah desain adalah
kualitas atau karakteristik bawaan dalam berbagai bentuk seni, seperti
keseimbangan, keserasihan, kontras, konsistensi, variasi, ruang kosong dan
gerak. Dengan prinsip – prinsip desain diharapkan dapat menghasilkan desain
yang baik dan efektif, yang kemudian menghasilkan desain yang mudah dibaca dan
cepat dimengerti. Pembahasan prinsip desain diantaranya adalah :
1. Keseimbangan adalah hasil susunan satu atau lebih elemen dari
desain yang sama antara yang satu dengan lainnya. Ada dua jenis keseimbangan,
yaitu :
(1)
Keseimbangan Simetris (Formal) mempunyai elemen yang sama bobotnya pada dua
sisi dari garis vertikal imajiner pada halaman web. Tata letak simetris ini
menghasilkan desain yang statis dan berkesan formal, sederhana dan mudah dalam
pembuatanya, tapi membosankan dan kurang menarik. (2) Keseimbangan Asimetris
(Informal) Keseimbangan simetris mempunyai elemen yang tidak sama bobotnya pada
dua sisi dari garis vertikal imajiner pada halaman web. Tata letak desainya
menjadi lebih dinamis untuk memakai ruang yang masih kosong.
2. Kontras mudah dipahami yaitu dengan melihat dari dua
objek yang berlainan, sehingga membuat kesan tampilan desain yang menonjol dan
menarik perhatian. Pemberian kontras pada suatu objek haruslah kontras positif,
karena jika kontras yang diberikan negatif, objek tersebut menjadi samar–samar
atau tidak terlihat, terserap oleh background.
3. Konsistensi dapat membuat pengunjung merasa nyaman, karena
mejelajah situs lebih mudah dan tidak membingungkan. Ketika pengunjung membuka
suatu halaman situs yang konsisten, dia langsung tahu ke mana harus pergi dan
dia tahu berada di mana. Konsistensi dapat diterapkan pada margin, tata letak,
huruf, warna dan terutama navigasi. Dalam pembuatan navigasi harus sama antara
satu halaman dengan halaman lain. Dan dalam penggunaan huruf sebaiknya gunakan
satu sampai tiga jenis saja. Sedangkan dalam penggunan warna, gunakan tiga
sampai empat warna, itu sudah cukup. Penggunaan grafik yang konsisten bisa
menambah kecepatan penampilan halaman lainnya, karena ketika browser
menampilkan grafik, browser akan menyimpan sementara (cache) informasi grfik
tersebut pada harddisk. Konsistensi biasanya sangat efektif digunakan untuk
membangun brand suatu perusahaan. Dan brand itu bukan hanya logo, tapi
sekumpulan attribut, yaitu logo, slogan, warna dan kualitas emosional yang
diasosiasikan dengan perusahaan dan produk layanannya, atribut – atribut
tersebut memberikan identitas dan kepribadian individu, organisasi atau
perusahaan.
4. Ruang
Kosong biasanya disebut dengan ruang
negatif, suatu istilah yang menggambarkan suatu ruang terbuka di antara elemen
– elemen desain. Ini bisa di temukan di antara kata, paragraf, huruf dari teks,
bisa juga diantara gambar dan elemen di halaman web. Ini membantu dalam
mengarahkan mata pembaca dari satu titik ke titik lainnya.
Usability
Usability adalah sebagai suatu pengalaman pengguna dalam berinteraksi dengan aplikasi atau situs web sampai pengguna dapat mengoperasikannya dengan mudah dan cepat. Web site harus memenuhi lima syarat untuk mencapai tingkat usability yang ideal, antara lain :
Usability adalah sebagai suatu pengalaman pengguna dalam berinteraksi dengan aplikasi atau situs web sampai pengguna dapat mengoperasikannya dengan mudah dan cepat. Web site harus memenuhi lima syarat untuk mencapai tingkat usability yang ideal, antara lain :
(1) Mudah
untuk dipelajari, Letakkan isi yang paling penting pada bagian atas halaman,
agar pengunjung dapat mendapatknya dengan cepat. (2) Efisien
dalam penggunaan, Jangan menggunakn link yang terlalu banyak, sediakan
seperlunya dan hantarkan pengunjung untuk menncapai informasi yang diperlukan
dengan cepat dan mudah. (3) Mudah
untuk diingat, Situs jangan terlalu banyak melakukan peruban yang terlalu
mencolok khususnya pada navigasi.
(4) Tingkat
Kesalahan rendah, Hindari link yang tidak berfungsi (broken link) atau halaman
masih dalam proses pembuatan (under construction). (5) Kepuasan
Pengguna, Kepuasan adalah hal yang penting untuk diperhatikan untuk
keberlngsungan web site.
Pengembangan
Model
Pendapat Haughey tentang pengembangan e-learning.
Menurutnya ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis
internet, yaitu web course, web centric course, dan web
enhanced course. Web course adalah
penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan
pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh
bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan
pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain
model ini menggunakan sistem jarak jauh.
Web
centric course adalah penggunaan internet yang
memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian
materi disampikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka.
Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk
pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya.
Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang
relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi
tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut menurut (Zhang & Olfman ) menyatakan “Students used a class web blog to document and share their
learning experiences. The instructor and other students provided feedback and
suggestions by commenting on the blog entries. A certain number of class blog
entries were required for each Web 2.0 technology”. Yang artinya
siswa membagi pengalaman belajar mereka dalam bentuk dokumen pada blog. Guru
dan siswa lain memberikan tanggapan dan saran dalam bentuk komentar pada kolom
diskusi. Kelas ini memerlukan teknologi web 2.0.
Web
enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk
menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi
internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik
dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik
dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut
untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa
mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran,
menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan
komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.
Fungsi
E-Learning
Ada
3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam
kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen yang
sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi) (Siahaan,
2002).
a. Suplemen (Tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi pesertadidik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b. Komplemen (Pelengkap)
a. Suplemen (Tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi pesertadidik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b. Komplemen (Pelengkap)
Dikatakan
berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam
kelas (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk menjadi materireinforcement (pengayaan)
atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment,
apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materi
pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners)
diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang
secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan
tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru
di dalam kelas.Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik
yangmengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara
tatapmuka di kelas (slow learners)
diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang
memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik
semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas.
c. Substitusi (pengganti)
c. Substitusi (pengganti)
Beberapa
perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapaalternatif model
kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswanya.Tujuannya agar para
mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai
dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa.
Maksud
dari penjelasan di atas adalah sebagai komplemen atau pelengkap
pembelajaran konvensional. Selain berfungsi sebagai komplemen, elearningjuga berfungsi sebagai suplemen (tambahan) dan
substitusi (pengganti). Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap/pendukung)
apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diterima mahasiswa dalam forum kuliah (Lewis, 2002).
Maksudnya apabila ada mahasiswa yang mengalami kesulitan memahami materi
pelajaran yang disajikan dosen secara tatap muka di kelas diberikan kesempatan
untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik. Tujuannya agar mahasiswa
semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan dosen di kelas. Internet,
Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebahagian
dari media elektronik yang digunakan Pengajaran boleh disampaikan secara
‘synchronously’ (pada waktu yang sama) ataupun ‘asynchronously’ (pada waktu
yang berbeda). Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui
media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga
harus menyediakan kemudahan untuk ‘discussion group’ dengan bantuan profesional
dalam bidangnya.
Pengertian Blog
Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang
pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997 (dalam Budhi,
2007). “Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website
pribadi yang selalu diupdate secara kontinyu dan berisi link-link ke website
lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka
sendiri”.
Blog kemudian berkembang mencari bentuk sesuai dengan
kemauan para pembuatnya atau para Blogger. Blog yang pada mulanya merupakan
“catatan perjalanan” seseorang di Internet, yaitu link ke website yang
dikunjungi dan dianggap menarik, kemudian menjadi jauh lebih menarik daripada
sebuah daftar link. Hal ini disebabkan karena para Blogger biasanya juga tidak
lupa menyematkan komentar-komentar “cerdas” mereka, pendapat-pendapat pribadi
dan bahkan mengekspresikan sarkasme mereka pada link yang mereka buat.
Dari komentar-komentar tadi biasanya Blog kemudian
menjadi jendela yang memungkinkan kita “mengintip” isi kepala dan kehidupan
sehari-hari dari penciptanya. Blog adalah cara mudah untuk mengenal kepribadian
seseorang Blogger. Topik-topik apa yang dia sukai dan tidak dia sukai, apa yang
dia pikirkan terhadap link-link yang dia pilih, apa tanggapannya pada suatu
isu. Seluruhnya biasanya tergambar jelas dari Blog-nya. Blog pertama dibuat
dengan browser mosaic, mosaic sendiri adalah browser pertama sebelum internet
exploler dan nescape. Justin hall memulai web pribadinya dengan nama Justin’s
Home Page yang kemudian berubah menjadi Links from the Underground yang mungkin
dapat disebut sebagai Blog pertama seperti yang kita kenal sekarang.
Blog pertama kali sulit berkembang hal ini dikarenakan saat itu diperlukan keahlian dan pengetahuan khusus untuk membuat website. Untuk membuat website saat itu diperlukan keahlian seperti membuat web diantaranya harus mampu membuat dan mengubah file html, sehingga hanya orang tertentu yang mampu membuat blog pada saat itu seperti administrator sistem dan web disainer. Blog mulai berkembang pada tahun 1998, pada saat itu web bisa di pasangi iklan oleh pihak ke tiga. Ada banyak penyedia blog gratis yang dapat di buat sendiri seperti Blogger, Movable Type dan WordPress.
Blog pertama kali sulit berkembang hal ini dikarenakan saat itu diperlukan keahlian dan pengetahuan khusus untuk membuat website. Untuk membuat website saat itu diperlukan keahlian seperti membuat web diantaranya harus mampu membuat dan mengubah file html, sehingga hanya orang tertentu yang mampu membuat blog pada saat itu seperti administrator sistem dan web disainer. Blog mulai berkembang pada tahun 1998, pada saat itu web bisa di pasangi iklan oleh pihak ke tiga. Ada banyak penyedia blog gratis yang dapat di buat sendiri seperti Blogger, Movable Type dan WordPress.
Pemanfaatan Blog Sebagai Media Pembelajaran
menurut pendapat ahli, e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan
serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan”. Sebuah
blog dapat dijadikan media belajar interaktif, misalnya sebuah komunitas guru
di sebuah sekolahan rame-rame membuat blog yang isi atau konten sebuah blog
menyangkut mata pelajaran yang diampu masing-masing guru. Kemudian ada siswa
yang mengakses blog tersebut, Si siswa mengisi comment di blog, sehingga
terjadi komunikasi dalam sebuah blog tanpa di batasi sebuah protokoler antara
guru dan murid. Dalam hitungan saat ini jumlah mata pelajaran di sekolah tidak
lebih dari 20 macam. Jadi jika setiap kabupaten ada guru yang aktif ngeblog
untuk satu fokus pelajaran tertentu maka pendidikan Indonesia dengan cepat
majunya. Sebab isi blog bisa apa saja, bahkan akan sangat menggigit. Dan tidak
akan keluar jalur, karena pengunjung blog bisa saja memberi kritiknya.
Setidaknya Ini demi penghematan biaya yg harus dikeluarkan untuk kegiatan
sosialisasi atau penataran2 yg kadang tidak ada ujung-nya.
Blog juga dapat menjadi media untuk mengungkapkan usul, komentar dan uneg-uneg
seorang siswa tentang sistem pengajaran yang ada di sekolah, sehingga pihak
guru dan sekolah dapat meningkatkan kinerja mereka sesuai yang diharapkan para
peserta didik dalam hal ini adalah siswa sekolah.
Kekuatan blog dalam
dunia dalam dunia pendidikan antara lain sebagai berikut:
- Isinya bisa luas menyangkut banyak hal pengajaran
- Bisa dijadikan ajang belajar menulis untuk menuangkan ide
- Bukti portofolio seorang guru terkait profesionalitasnya
- Relatif lebih hemat biaya
- Menembus ruang & waktu
- Bebas aturan alias suka-suka yg nulis (yg ada hanya etika atau aturan tidak tertulis)
- Melepaskan kebiasaan formalitas untuk menghambur uang rakyat
- Pengembangan proses pembelajaran yang bervariatif
Manfaat e-Learning
E-learning mempermudah interaksi
antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara
peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik.
Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai
hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta
didik. Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan
tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di
dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan,
guru/instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat
diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula.
Secara lebih rinci, manfaat e-Learning dapat dilihat dari 2 sudut, yaitu dari
sudut peserta didik dan guru:
1) Dari Sudut Peserta Didik
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya
fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses
bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat
berkomunikasi dengan guru/dosen setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini,
peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi
pembelajaran. Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah
perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka kegiatan
e-Learning akan memberikan manfaat kepada peserta
didik yang (1) belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk
mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya,
(2) mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk
mempelajarii materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para
orangtuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer, (3)
merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit
maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan pendidikannya,
yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang berada di berbagai
daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan (4) tidak tertampung di
sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
2) Dari Sudut Guru/Dosen
Dengan adanya kegiatan e-Learning (Soekartawi dalam
Sukardi), beberapa manfaat yang diperoleh guru/dosen/instruktur antara lain
adalah bahwa guru/dosen/ instruktur dapat: (1) lebih mudah melakukan
pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggungjawabnya sesuai dengan
tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, (2) mengembangkan diri atau
melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang
dimiliki relatif lebih banyak, (3) mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Bahkan guru/dosen/instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya
belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta
berapa kali topik tertentu dipelajari ulang, (4) mengecek apakah peserta didik
telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan (5)
memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta
didik.
Sedangkan manfaat pembelajaran yaitu:
1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara
peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran
elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta
didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara
peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya
dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi.
Mengapa?
Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional,
kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi
atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga
cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani.
Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik.
Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai
peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan
pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman
sekelas.
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran
dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara
elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka
peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja
dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan
pembelajaran, dapat diserahkan kepada guru/dosen/instruktur begitu selesai
dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan
guru/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan
konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan
internet sebagai metode/media penyajian materi. Sedangkan di Universitas
Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan pembelajaran telah
dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih terbatas untuk
kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai “tutorial elektronik”.
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah
peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik
semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi
menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat
belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan
belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan
berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah
pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau
pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi
keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu,
penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik
yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian
guru/dosen/ instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran
itu sendiri. Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar
elektronik ini
perlu dikuasai terlebih dahulu oleh
guru/dosen/instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik.
Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada
komitmen dari guru/dosen/ instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan
belajar peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta
didiknya.